Resensi
Sang Pencerah
Penulis : Akmal Nasery
Basral
Tahun Terbit : Juni
2010
Judul Buku : Sang Pencerah
Penerbit : Mizan
Tebal Buku : 461
ISBN : 978-797-433-596-3
Novel ini menceritakan tentang
seorang bayi laki-laki di desa kauman yang bernama darwis. Ia di lahirkan dari
kalangan keluarga biasa dan bisa tumbuh menjadi orang yang luar biasa. sepulang
dari mekah nama darwis diganti menjadi Ahmad Dahlan. Setelah beranjak dewasa
ia banyak melihat tradisi-tradisi
sesajen berbaur dengan agama islam yang
menurutnya dapat menyesatkan. Ahmad dahlan merupakan sesosok pemuda pendobrak
tradisi, yang tak lain berniat agar islam kembali menjadi rahmad dan berkah.
Novel ini mengungkapkan tentang kegelisahan seorang pemuda yang
berumur 21 tahun atas pelaksanaan syariat islam yang melenceng ke arah
sesat,syirik, dan bid’ah. pemuda itu
mempunyai pemikiran bahwa kemiskinan di sebabkan karena adanya
kebodohan, ia akan merubah kebiasaan-kebiasan masyarakat yang dianggap
melenceng dari ajaran islam.
Di dalam
perjalanan untuk menegakkan islam begitu banyak kendala yang harus dihadapi. Diawali
dengan mencoba mengubah arah kiblat disalah satu masjid yang ia anggap salah
penempatan arah kiblatnya, ia mendapatkan fitnahan dan cercaan dari seorang kyai
fanatik. Semangatnya pun tidak pernah
luntur walaupun usulannya di tolak Ahmad
Dahlan tidak serta merta menyerah begitu
saja, ia memulai pergerakan dakwahnya dari pondok kecilnya dengan merubah arah kiblat yang benar.
Melihat hal itu kyai kamaludingrat meradang dan segera merobohkan pondok itu
karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai
kyai kafir karna membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi
seperti sekolah modern belanda.
Novel ini sangatlah menarik,menggambarkan kyai
Dahlan yang sangat manusiawi. Dibalik
perjuangannya untuk mempertahankan visi dan misinya ada sesosok perempuan tegar
yang selalu mensuport dia dari belakang perempuan itu adalah walidah istri dari
Ahmad Dahlan. Didampingi oleh istri dan beserta lima muridnya Ahmad dahlan
bertekat un tuk mendirikan organisasi yang di beri nama M uhammadiyah dengan
tujuan untuk mendidik/ mengajarkan umat islam agar bisa berpikir maju sesuai
dengan perkembangan zaman namun tetap memenuhi syariat islam.
Inilah novel yang memacu semangat kita untuk terus
berjuang demi mendapatkan cita-cita yang mulia. Kekecewan, cercaan, bahkan
hinaan bukanlah penghalang utama jika anda sanggup melewatinya hal terindah
akan anda terima.
Novel ini mudah dipahami dan diterima oleh berbagai
kalangan karna penggunaan bahasanya sangat mendasar, kata- kata yang digunakan
bersifat membangun,alurnya cukup jelas
dan tidak terbelit- belit. Akan tetapi tema yang digunakan kurang
berkesan, susahnya penghafalan nama tokoh pada cerita tersebut.